Saturday, 15 March 2025

PENGARUH PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN UMUM 2024

PENGARUH PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN UMUM 2024

 

Pemilihan umum (Pemilu) merupakan bagian dari penerapan demokrasi. Indonesia menganut sistem politik Demokrasi Pancasila yang didasari oleh sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebelum Pemilu dilaksanakan, alangkah baiknya sebagai pemilih pemula, memahami terlebih dahulu makna demokrasi itu sendiri, supaya tidak salah dalam menafsirkan makna demokrasi. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan, artinya kebebasan yang dimiliki rakyat diatur dan diarahkan oleh sebuah lembaga kekuasaan yang sumber kekuasaannya berasal dari rakyat dan dijalankan sendiri oleh rakyat sehingga kebebasan yang mereka miliki dapat dilaksanakan secara bertanggung jawab dan tidak melanggar kebebasan yang dimiliki orang lain. Pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Pemilu merupakan ajang penerapan pendidikan demokrasi, bahkan di lingkungan sekolah, pendidikan demokrasi telah diterapkan dalam proses pemilihan ketua OSIS. Sebagian siswa usia SMA/sederajat yang telah duduk di kelas XII akan menjadi pemilih pemula dalam Pemilu tahun 2024, oleh karena itu sangat penting bagi pemilih pemula mengetahui peraturan/dasar hukum tentang Pemilu, sehingga mereka dapat lebih memantapkan hati untuk berpartisipasi dalam Pemilu tahun 2024 yang akan menentukan arah kehidupan bangsa ini untuk lima tahun ke depan.

      Pemilu diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 Bab VIIB tentang Pemilihan Umum Pasal 22E yang berbunyi:
(
1)    Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
(2)    Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(3)    Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
(4)    Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan.
(5)    Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
(6)    Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan Undang-Undang.

Read more: PENGARUH PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN UMUM 2024

PENTINGNYA REMAJA DALAM MENYUSUN SKALA PRIORITAS

Dalam kehidupan sehari-hari dan banyaknya kesibukan yang kamu miliki, rasanya 24 jam saja tidak cukup. Banyak hal yang kamu lakukan dan kamu bingung harus melakukan kegiatan yang mana dulu dari sekian banyak aktivitasmu. Hal ini disebabkan karena kamu belum paham bagaimana menyusun skala prioritas yang benar.

Menurut Merriam Webster, rangkaian aktivitas yang penting dan dilakukan pertama kali menjadi dasar dari pengertian dari skala prioritas. Jika sudah selesai mengerjakan aktivitas yang pertama dilakukan baru dilanjutkan dengan pekerjaan berikutnya. Dengan melakukan hal yang terpenting terlebih dahulu dan merencanakan semua sesuai skala prioritas membuat manusia seharusnya lebih produktif.

Menurut Hurlock (2001) remaja adalah tumbuh ke arah kemasakan dan periode transisi, dimana individu mengalami perubahan fisik dan psikis dari kekanak – kanakan menuju dewasa meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Sorensen (dalam Hurlock, 2001) mengatakan bahwa remaja adalah masa transisi dari perkembangan ego dari anak – anak yang tadinya bergantung lalu ingin menjadi seperti orang dewasa, berdiri sendiri. Satu masa dimana remaja emosinya dapat tidak stabil dan tidak dapat diramalkan.

https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/verina-intan-l/cara-mengajarkan-anak-memahami-apa-itu-prioritas-kehidupan

 

Read more: PENTINGNYA REMAJA DALAM MENYUSUN SKALA PRIORITAS

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI MODEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENGGUNAAN APLIKASI KAHOOT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

            Zaman semakin maju yang membuat aspek-aspek dalam kehidupan ikut berubah. Majunya zaman ikut membawa dampak pada pembelajaraan. Pembelajaran yang dulunya hanya berorientasi pada guru (teacher center) kini beralih ke pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Hal ini membuat peran guru dalam proses pembelajaran juga mengalami pergeseran yang dulunya guru memegang kendali penuh dalam pembelajaran sebagai pemberi informasi utama sekarang berkembang sebagai fasilitator sekaligus motivator.

Pemberian motivasi kepada peserta didik sangat penting. Hal ini karena terdapat korelasi antara motivasi dengan hasil belajar siswa. Terdapat korelasi antara motivasi dengan hasil belajar siswa. Menurut Sadirman apabila motivasi belajar tinggi maka prestasi belajar siswa ikut akan meningkat. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Untuk itu, guru harus berupaya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan harapan dapat menghasilkan kader pendidikan yang mempunyai prestasi yang maksimal. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi sehingga siswa merasa senang dan pembelajaran menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Berbagai cara yang dapat di tempuh untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa salah satunya adalah penggunaan model dalam pembelajaran. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik hasrat dan keinginan berhasil serta dorongan kebutuhan belajar dan harapan dan cita-cita. Faktor eksternalnya yaitu adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif dan kegiatan yang menyenangkan serta menarik. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata (Arends & Kilcher, 2010). Pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan asli/autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan.

Penggunaan model dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Hal ini terbukti dari hasil penelitian ilmiah Pemanfaatan Model PBL Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Panawangan. Bahwa model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Panawangan.

Sumber : https://pantura.tribunnews.com/

Read more: MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI MODEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENGGUNAAN...

Search

Popular Tags

Vinaora Visitors Counter

165975
Today
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
127
74
1096
163507
2674
5678
165975

Your IP: 18.97.9.168
2025-03-15 17:15